Setiap manusia pasti miliki kesalahan, tapi setiap manusia pun miliki rasa sesal. Bukan manusia biasa jika selalu benar, bukan manusia pula jika tak pernah mau memperbaiki kesalahannya.
Alhamdulillah ala kulli hal. Kesalahan membuat mata kita terbuka bagaimana seharusnya kita bertindak. Barang kali kita sering berpikir bahwa kita banyak benarnya, bahkan berpikir selalu benar. Tak ada mengalahnya. Siapa sangka, hal itu membuat kita sering tersungkur dalam kesombongan tak terkira.
Memang sangat sedih, sakit sesakit-sakitnya, apabila kita sudah sangat hati-hati tapi ternyata aslinya kita jauh dari kehati-hatian. Banyak lalainya, kurang pekanya. Laa illaha illa anta subhanaka inni kuntu minadzolimin. Sungguh amanah itu memang benar-benar berat. Benar-benar sulit, seperti berjalan di shirotol mustaqim bersama orang-orang yang dipimpin. Bila semua sama tujuannya karena Allah, InsyaAllah lancar melewatinya. Namun, jika ada yang salah niat ataupun salah beramalnya, bagaimana? Jatuh sudah ke jurang neraka. Naudzubillahimindzaliik. Taubatan nasuha kuncinya.
Sangat tidak inginkan seperti itu. Sajadah sudah jadi saksi tersedunya diri menyesali ketidakkuasaan ini. Laa hawla wa laa quwwata illa billah. Jika saja aku pergi, siapa lagi yang menggantikan diri ini? Jika saja aku maju, perasaan takut masih menyergap dada ini.
Apapun itu, kusadari, takut dan mundur bukanlah solusi. Mundur adalah lebih dari pengecut. Sebab pemberani bukanlah orang yang benar-benar tak punya rasa takut, tapi ia yang mau melalui rasa takutnya (kecuali kepada Allah). Pun ketakutan yang berlebih tidak akan menyelesaikan masalah, bahkan hanya mengerdilkan diri. Beda jika dihadapi, ia akan membuka mata kita untuk terus perbaiki diri.
Ketika itu semua berlalu, cukup mafkan diri, orang lain, maafkan segalanya. Ini semua adalah karunia Allah, bahwa waktu mengajarkan untuk lebih bijak lagi, di manapun itu, sebagai apapun diri ini. Bahkan yang penting lagi, katakanlah pada besarnya masalah, bahwa kita punya Allah yang Maha Besar lebih besar dari apapun termasuk masalah itu.
Laa hawla wa laa quwwata illa billah
Komentar
Posting Komentar