Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Catatan Anak Jalanan

Alhamdulillah sudah sekitar sebulan lebih aku menempuh perkuliahan di Universitas Negeri Jakarta. begitu banyak pengalaman yang kuambil dan kurassakan. berbagai rutinitas yang sangat padat membuatku makin mengerti bahwa sedetik itu sangat berarti, itu bukan sekadar teori, itu telah menjada fakta dalam pola hidupku sekarang. Banyak pula diskusi di kampus yang membuat daya pikirku harus lebih kritis lagi. Wah wah wah...ini baru yang namanya mahasiswi. Selepas ospek, kegiatan anggota baru terus berlangsung seperti switer (studi wisata islam terpadu) yang dipanitiai kakak-kakak Tarbawi (nama Lembaga Dakwah Kampus fakultasku). Di sana banyak sekali pengalaman seru, terutama saat pentas yel-yel dan perenungan pada malah hari. Malam itu diliputi tawa saat menonton penampilan kelompok lain, lalu disusul derai tangis saat perenungannya. Perenungan saat itu berbeda daripada perenungan yang biasanya. Jika biasanya yang jadi perenungan adalah sosok orang tua yang akan meninggal, tapi di sana yan

Purnama Masih Ingin Mendengar

Assalamualaikum, dunia. Malam ini gue mau kembali berkisah pada layar terpa, sambil mempersilakan purnama mengintip dari jendela. Tulisan ini gue ketik sekadar berbagi pengalaman setelah tanggal mengharukan itu datang di hadapan gue, yaitu tanggal 9 Juli 2015. Saat itu, detik demi dektik seakan mencubit jantung gue #tsaah hehe. Oke gue lebay, tapi gue memang deg-degan pol. Sebelum lo baca postingan ini, pastikan dulu lo baca postingan gue sebelumnya tentang pengalaman setahun gue setelah lulus SMA, yang berjudul ' Berkisah pada Purnama ' ya, Guys. Gimana? Sudah baca? Nah, itu dia pengalaman gue tahun lalu yang mellow abis. Gue lulusan 2014 yang gagal semua jalur seleksi PTN tahun lalu. Setelah kegagalan itu, semangat hidup gue melempem, gue masih sangat terobsesi untuk kuliah, tapi untuk kuliah di PTS itu mustahil karena keterbatasan ekonomi yang gue alami saat itu. PTS itu mahal, bro, dan saat itu gue belum dapat pekerjaan untuk bayar kuliah. Singkat cerita, akhirnya gue

Berkisah Pada Purnama

Berkisah Pada Purnama Hampir setahun gue bukan jadi anak sekolahan lagi. Jatuh bagun lalu sedih, itu hal yang sangat biasa, yang luar biasa adalah ketika mau mencoba untuk bangkit lagi, tegap lagi, berjalan membawa hati hingga berlari. Duh, gue jadi mendadak melankolis nih gegara ngeliat foto temen-temen di galeri hp gue. Betapa bahagianya wajah-wajah itu, tapi sekarang gue gak tau lagi kabar mereka. Padahal gak bisa dipungkiri bahwa gue kangen banget. Setiap mau ketemuan, selalu aja gak jadi . “ Eh cuy, malming kumpul, yuk. ” “ Yuk. Ke mana? ” “ Terserah, lu mau ke mana? ” “ Kalo gue sih ikut aja. ” Mungkin sampai Shincan jenggotan juga gitu-gitu aja terus chattingan sama temen-temen di grup BBM. Padahal siapa sih yang gak kangen masa perjuangan di bangku sekolah dulu? Saat bersantai, gila-gilaan, sampai lari-larian karena belum ngerjain PR. Kalau sekarang, berlari di perjuangan hidup yang nyata nih. Gak gampang, sebab ini bukan lagi sekadar menggambar impian